Micro Finance
PERKEMBANGAN UKM
Pengenalan
Dasar UKM
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
Dalam
perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu :
1. Livelihood
Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.
Contohya
adalah pedagang kaki lima
2. Micro
Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki
sifat kewirausahaan
Contoh: usaha gerabah yang bersifat usaha rumahan
3. Small
Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
Contoh: ukiran patung batu di bali yang diekspor di
beberapa Negara eropa.
4. Fast
Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB)
Contoh: kebab turkie yang telah menjadi diinvestasi
luar negeri seperti Malaysia dan singapura, serta telah menjadi francise hamper
diseluruh Indonesia.
MEMAHAMI KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki
kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau
bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola,
mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa
dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan
berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkankehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkankehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6
hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut(Suryana,2003:13),yaitu:
1.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (AcmadSanusi,1994).
2.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create the new and different) (Drucker, 1959).
3.
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer.1996).
4.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan
sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat
memberi nilai lebih.
6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah
dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan
cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan
keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan
nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi
risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
KARAKTERISTIK
KEWIRAUSAHAAN
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa
seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif
berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana,
2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada
hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan
oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan
kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan
pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan
keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan
akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Menurut Teori Herzberg, ada
dua faktor motivasi, yaitu:
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)
1.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan
yang timbul pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk
melihat keberhasilan dan kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4.
Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5.
Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara
seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha
merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling
sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.
Motivasi (Motivation) berasal dari
bahasa latin “movere” yang berarti to move atau menggerakkan, (Steers and
Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi
merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi
berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk
mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan
perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive. Beck (1990:
19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive” sama seperti sebuah
kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme
untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan dengan itu, berdasarkan
teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada dua lokus penyebab seseorang
berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan,
(2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus
penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik
(keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi
mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan
kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan
keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75). Namun,
Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi,
yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa
setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu
kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer,
ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan
suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi
berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong
yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai
prestasi belajar yang diharapkan.
2.
Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya
seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan
dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh
perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa
depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 :
23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda
dengan yang sudahada.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
3.
Memiliki
Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas
adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit,
kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena
itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru
atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam
buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship And
The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering
muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang
baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari
yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan
persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
(inovation isthe ability to apply creative solutions to those problems ang
opportunities to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes creativity
involves generating something from nothing. However, creativity is more likely
to result in colaborating on the present, in putting old things together in the
new ways, or in taking something away to create something simpler or better”.
Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu :
1. Kreativitas adalah menciptakan
sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk
memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan
sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Menurut Zimmerer(1996:7),
“creativity ideas often arise when entrepreuneurs look at something old and
think something new or different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika
wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh
karena itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah dalam
menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas
dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari
(applying creativity and inovation to solve the problems and to exploit
opportunities that people face every day). Berinisiatif ialah mengerjakan
sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan
kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer ada
tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Tahap 4: Penetasan
(Incubation)
Tahap 5: Penerangan
(Illumination)
Tahap 6: Pengujian
(Verification)
Tahap 7: Implementasi
(Implementation)
4. Memiliki
Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal
tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena
setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda
dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang
selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle
(hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan
atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas
tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk
mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau
sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai
manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong manusia normal
untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah satu potensi
kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan
satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi
kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat
diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat
mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari
manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi?
Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat
disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan
oleh ide dan impian,
2. lebih
mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan
keberanian,
4. percaya pada
hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. melihat
masalah sebagai peluang
6. memilih
usaha sesuai hobi dan minat,
7. mulai dengan
modal seadanya,
8. senang
mencoba hal baru,
9. selalu
bangkit dari kegagalan, dan
10. tak
mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak
memerlukan orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai
rendah dapat (belajar) melakukannya.
6.
Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja
dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki
jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad
yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan
digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut. Seorang
wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan
menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja
keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.
Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya
maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan
dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha
untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.
7.
Mandiri atau Tidak Ketergantuangan
Sesuai dengan inti dari jiwa
kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang
wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan
ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang
usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang
digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha
harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih
efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
8.
Berani Menghadapi Risiko
Richard Cantillon, orang pertama
yang menggunakan istilah entrepreneur
di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang
yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan
hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang.
Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang
moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen
yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang
sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif,
dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya
(Suryana, 2003 : 14-15).
Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil risiko merupakan salah satu
nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil
risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro,
“seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu
ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun
Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang yang
lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang.
Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi
nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil
dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari
situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi
situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.
9.
Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan
yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan
produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan
tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung
wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis
serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola
organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
10. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil
selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda,
lebih dahulu, lebih menonjol. Debgan menggunakan kemampuan
kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa
yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia
selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi
pelopor yang baik dalam proses produksi maupun permasaran. Ia
selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah
nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia
selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima
kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability
adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil
memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan
(power), seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator
daripada diktaktor. Semangat,
perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi
satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga
tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, Wirausaha
unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol
dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien
lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang
perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta
mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.
11.
Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang
harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan
untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,
mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber
daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan
operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu
semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi
kegagalan uasaha yang diperoleh.
12. Memiliki Kerampilan
Personal
Wirausahawan Andal.
Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan
cara-cara sebagai berikut:
1. Pertama Percaya diri
dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan
dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.
2. Kedua, mau dan
mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan
dan memanfaatkan peluang tersebut.
3. Ketiga, mau dan
mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan
jasa yang lebih tepat dan effisien.
4. Keempat, mau dan
mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah
dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
5. Kelima, menghadapi
hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur,
hemat, dan disiplin.
6. Keenam, mencintai
kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan
tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
7. Ketujuh, mau dan
mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas
perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan
usaha dgn resiko yang moderat.
Faktor-faktor
Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha Menurut
Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1. Tidak
kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan mengelola usaha merupakan
faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
2. Kurang
berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat
mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan
menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan
tidak lancar.
4. Gagal dalam
perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang
kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6. Kurangnya
pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang
kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan
perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan
dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap
waktu.
Dalam rangka menjadi
seorang wirausahawan yang tangguh, seseorang harus memiliki beberapa ciri
tertentu antara lain sebagai berikut:
1.
Memiliki keberanian untuk mengambil
risiko dalam menjalankan usaha.
2.
Memiliki daya kreasi, imajinasi dan
kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
3.
Memiliki semangat dan kemauan untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi.
4.
Mengutamakan efisiensi dan penghematan
penghematan biaya.
5.
Memiliki kemampuan untuk memotivasi
bawahan atau partner usaha agar mempunyai kemampuan tinggi.
6.
Memiliki cara analisis yang tepat,
sistematis dan metodologis.
7.
Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali
keuntungan yang diperoleh, baik untuk memperluas usaha yang sudah ada maupun
menanamkannya pada usaha-usaha yang baru.
8.
Memiliki kemampuan dalam menilai
kesempatan yang ada serta membawa teknik-teknik baru dalam mengorganisasi
usaha-usahanya secara tepat dan efisien.
Kewirausahaan tidak
muncul secara mendadak, akan tetapi melalui proses pembelajaran. Perlunya
pendidikan kewirausahaan bagi setiap orang antara lain sebagai berikut :
·
Tenaga-tenaga wirausaha mempunyai
kemampuan luar biasa. Oleh karena itu, sudah sewajarnya memberikan kesempatan
kepada setiap manusia memiliki kepribadian wirausaha. Ilmu kewirausahaan dapat
dibentuk, dilatih, dididik, dikembangkan dan ditingkatkan jumlahnya.
·
Seorang yang berjiwa wirausaha, diri
sendirilah yang menjadikan seorang manusia yang berkepribadian dan berwatak
unggul, memberikan kemampuan untuk membersihkan sikap mental negatif, serta
meningkatkan daya saing dan daya juang untuk mencapai kemajuan.
·
Jiwa kewirausahaan merupakan salah
satu bekal bagi seseorang dalam menjalani kehidupan.
·
Kewirausahaan adalah sumber
peningkatan mutu kepribadian dan kemampuan usaha. Usaha penggalian
kewirausahaan sangat mutlak diharapkan oleh setiap orang.
Ada beberapa manfaat
yang dapat diperoleh oleh suatu masyarakat dan negara dengan adanya orang-orang
yang berjiwa wira-usaha, antara lain sebagai berikut :
1.
Sebagai generator dan sumber penciptaan
serta perluasan kesempatan kerja.
2.
Sebagai pelaksanaan pembangunan yang
dapat dipercaya integritasnya dan berdedikasi memajukan lingkungannya.
3.
Sebagai penolong orang lain agar orang
lain mampu membantu dan menolong dirinya.
4.
Sebagai pembayar pajak yang teratur.
5.
Sebagai sumber tenaga manusia yang
ideal.
Impian Rizky Widi Saputra
Impian saya sebagai seorang
wirausaha, saya memimpikan merubah image sebuah jajanan jalanan menjadi makanan
yang tidak diliat sebelah mata oleh orang yang kaya yang menggangap cilok
adalah makanan yang tidak higinis dan yidak bergizi.
Saya mempunyai impian
membuat usaha kumpulan jajanan cilok dengan
berbagai varians yang diambil dari berbagai budaya di Indonesia. Dengan konsep
rumah makan dan café. Café untuk pangsa pasar anak mudah dan rumah makan untuk
keluarga. Jadi disini saya akan membuat nama dari konsep atau impian saya
adalah “Rumah Cilok”
Tujuan
dari ICIGO KRIS ini adalah memberikan
tambahan varitif camilan dan produk terbaik yang mengutamakan kualitas serta
memahami betul keinginan konsumen. Kami melayani keinginan pasar yang selalu
berubah dan semakin praktis untuk kepuasan konsumen.
VISI
¡ Menjadi salah satu usaha makanan atau jajan berskala
nasional.
¡ Membuat franchise “Rumah Cilok” yang bertempat
dipusat-pusat kota.
¡ Menjadi rumah cilok dengan kumpulan berbagai variasi
cilok yang ada.
MISI
¡ Memberikan
pelayanan yang maksimal dengan harga cukup terjangkau.
¡ Memproduksi cilok yang berkualitas baik, sehat, dan
ramah dilingkungan sekitar dengan peralatan yang higienis dan modern.
¡ Memproduksi cilok yang memenuhi standart kesehatan
dengan bahan alami yang baik untuk kesehatan.
¡ Berinovasi dalam mengembangkan berbagai rasa dengan
macam bahan daging yang berorientasi pada mutu, kualitas dan kesehatan.
GAMBARAN KONSEP USAHA
Konsep Rumah Cilok
1.
Ciloki dengan bahan dasar berbagai daging. Seperti: sapi, kambing, ayam, dan
ikan
2.
Cilok dengan berbagai bumbu rasa dan berbagai saus rasa dari khas berbagai daerah di Indonesia
Pelayanan
A. Segmen buat anak mudah Dengan fasilitas
tongkrongan anak muda di tempat terbuka maupun tertutup serta wiifi.
- Dengan gasebo dan payung ditempat luar.
- Didalam ruangan dengan konsep café.
Penyediaan
produk dan pelayan di mobil yang sudah dimodifikasi untuk pemesanan cilok.
B. Segmen buat konsep keluarga dengan konsep Rumah Makan.
Dari
kedua konsep ini serta akan disisi minuman saya akan bekerjasama
dengan perusahaan minum botol (sosro) dan bekerjasama dengan usaha minuman es
yang menurut saya unik ditambah kemasan yang menarik dan enak dengan cara
suplai. Dan menambahkan karyawan dibagian bartender minuman. Untuk menjaga dan menjalin hubungan
terhadap konsumen diwajibkan bagi para karywan untuk selalu tersenyum salam dan
sapa setiap melayani konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar