Sumber: David Kosiur, 1997
Secara
fisik, infrastruktur jaringan internet membentuk struktur pohon hirarkis. Kabel
transmisi berkecepatan tinggi (high-speed backbone networks) berfungsi sebagai
tulang punggung utama dari sistem komunikasi ini. Contohnya adalah media
transmisi yang dibangun dan dimiliki oleh MCI dan AT&T (yang menghubungkan
benua Amerika dengan negara-negara di belahan bumi lainnya). Akses kepada
infrastruktur berkecepatan tinggi ini dapat dilakukan melalui simpul-simpul
komunikasi yang dinamakan sebagai Network Access Points (NPSs), yang dibangun
oleh berbagai perusahaan seperti Sprint dan Pacific Bell. Simpul-simpul inilah
yang menjadi “entry point” bagi berbagai jaringan regional semacam CERFnet,
Uunet, dan PSInet yang keberadaannya tersebar di berbagai negara di dunia.
Jaringan regional ini biasanya akan membagi beban “traffic” yang dimiliki ke
berbagai simpul NAPs agar tidak terjadi proses “bottleneck” yang menyebabkan
berkurangnya kecepatan akses ke “main backbone”. Di level terendah, Internet
Service Providers (ISPs) menyediakan jasanya untuk menghubungkan individu
maupun korporat ke infrastruktur internet melalui salah satu jaringan regional
yang ada. Dari struktur ini terlihat, bahwa kinerja koneksi internet, sangat
bergantung dengan kinerja rute yang dilalui, mulai dari pemakai (user) sampai
dengan ke “internet backbone”.
Seperti
diketahui bersama, jaringan fisik internet melibatkan beragam jenis perangkat
keras dan perangkat lunak yang diproduksi oleh berbagai perusahaan besar di
dunia. Untuk memungkinkan dilakukannya komunikasi antar komponen-komponen yang
berbeda tersebut, tentu saja dibutuhkan aturan-aturan atau standard yang
disepakati bersama (protokol). Salah satu protokol yang disepakati untuk
dipergunakan di seluruh dunia adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol /
Internet Protocol). Bagaimana sebenarnya cara kerja TCP/IP dilihat dari prinsip-prinsip
komunikasi data?
TCP/IP
sebagai salah satu protokol memiliki tugas utama untuk mengelola jaringan
operasi komputer agar proses komunikasi dan lalu lintas data dapat berjalan
dengan baik. Pada tingkat paling atas, protokol mengatur kerja aplikasi agar
dapat dipergunakan secara efektif oleh pengguna (user), sementara di tingkat
paling rendah protokol berfungsi mengubah data menjadi paket-paket sinyal
digital yang siap untuk ditransmisikan melalui beragam medium dari satu tempat
ke tempat lainnya.
Sumber: David Kosiur, 1997
Sumber: David Kosiur, 1997
Untuk
memudahkan dan memungkinkan komunikasi antar berbagai jenis perangkat keras dan
perangkat lunak, International Standards Organization (ISO) mengembangkan
standar arsitektur jaringan (network layers) yang terdiri dari 7 (tujuh) tingkat
(layer). Model ini dinamakan sebagai OSI Reference Model. Ada dua prinsip utama
yang dianut oleh OSI Reference Model ini, yaitu: Open Systems; dan Peer-to-Peer
Communications. Prinsip open systems berarti bahwa beberapa sistem berbeda yang
berada dalam satu layer yang sama dapat dengan mudah saling berkomunikasi dan
tukar menukar data (tanpa harus ada proses konversi), sementara prinsip
peer-to-peer communications berarti bahwa data yang “diciptakan” oleh sebuah
layer diperuntukkan untuk layer yang sama pada sistem yang berbeda. Walaupun
harus melalui layer-layer lainnya dalam proses pengiriman atau penerimaan, data
yang ditransmisikan sama sekali tidak dirubah, hanya ditambahkan beberapa data
yang diperlukan untuk menjalankan fungsi jaringan pada layer tersebut.
Layer
tertinggi dinamakan sebagai Application Layer, karena berhubungan langsung
dengan aplikasi yang dipergunakan oleh user dalam menjalankan fungsi
komputernya. Layer ini merupakan bagian yang paling transparan di mata pengguna
internet (user). Fungsi dari layer ini adalah untuk melakukan transfer data
(dalam bentuk “application messages”) dari satu tempat ke tempat lainnya. User
mengenal beberapa cara untuk melakukan transfer ini, seperti melalui email dan
website. Protokol-protokol yang biasa digunakan untuk melakukan proses pada
layer ini adalah FTP (File Transfer Protocol), HTTP (Hypertext Transfer
Protocol), SNMP (Simple Network Management Protocol), dan DNS (Domain Naming
Service). Protokol-protokol lainnya yang kerap pula dipergunakan sehubungan
dengan fungsi-fungsi transmisi file pada internet adalah SMTP (Simple Mail
Transport Protocol), POP (Post Office Protocol), IMAP (Internet Mail Access
Protocol), dan MIME (Multimedia Internet Mail Extensions). Di bawah layer ini,
terdapat Presentation Layer dan Session Layer yang berfungsi untuk mengolah
data selanjutnya dari Application Layer ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan
aman (encrypted and compressed data).
Protokol
TCP/IP sendiri baru ditemui pada Transport Layer (untuk TCP) dan Network Layer
(untuk IP). Pada Network Layer, IP berfungsi untuk menyediakan alamat atau kode
bagi sistem jaringan yang terkoneksi ke internet. Protokol lainnya yang
berfungsi membantu IP dalam menentukan alamat bagi perangkat keras jaringan
lain adalah ARP (Address Resolution Protocol). Sementara TCP yang berada satu
layer di atasnya bersama-sama dengan protocol lain (UDP = User Datagram
Protocol) pada dasarnya berfungsi menentukan ukuran paket maksimum yang dapat
digunakan dan melakukan “kalibrasi” terhadap transmisi pada saat yang sama. TCP
biasanya dipergunakan jika kualitas jaringan yang ada sangat baik, sementara
untuk situasi sebaliknya, UDP lebih cocok untuk dipergunakan.
Melalui
pemaparan singkat mengenai konsep infrastruktur jaringan internet ini terlihat
bahwa diperlukan jejaring (internetworking) yang baik antara satu sistem dengan
sistem lainnya untuk mendapatkan kinerja transmisi yang cepat. Lebar pita
(bandwidth) yang besar pada suatu jalur transmisi belum tentu menghasilkan
kinerja komunikasi yang cepat pada sebuah sistem karena pada dasarnya masih ada
layer-layer dan hirarki koneksi yang terhubung dengan jalur ini. Dengan kata
lain, manajemen perusahaan harus mengetahui betul rute-rute transmisi mana saja
yang harus dilalui oleh sistem jaringan internal perusahaannya sebelum masuk ke
internet (dan terhubung ke mitra bisnis atau pasar konsumen) untuk mengetahu
kelebihan dan kekurangan skenario infrastruktur yang dimiliki. Dari analisa
inilah akan didapatkan “the real speed” dari sistem jaringan sebuah perusahaan
yang tentu saja merupakan salah satu variabel bersaing dengan para kompetitor.
Infrastruktur Internet di Indonesia
Koneksi
internet di Indonesia 95 persen ditangani melalui jaringan nirkabel, padahal
mestinya koneksi tersebut mestinya diseimbangkan antara nirkabel dengan fixed linesehingga
bisa meminimalisir kelebihan beban (kongesti).
Namun pada pembangunan infrastruktur internet di zamrud khatulistiwa ini terbalik bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
"Di negara lain, pembangunan infrastruktur fisik sudah selesai, baru kemudian masuk mobile internet. Indonesia sebaliknya, sebelum infrastruktur fisik selesai dibangun sudah masuk mobile internet," kata Setyanto P. Santosa, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia, ketika dihubungi okezone via ponsel, Selasa (21/2/2012).
Dia menambahkan, setelah masuknya mobile internet kemudian datang 3G. Jaringan 3G semakin memudahkan akses internet lewat perangkat bergerak. Dan karena di rumah-rumah tidak tersedia jaringan kabel (fixed line), akses dari sana pun dilakukan lewat nirkabel atau ponsel genggam. Banyaknya akses ini membuat jaringan nirkabel congested (kelebihan beban).
Namun pada pembangunan infrastruktur internet di zamrud khatulistiwa ini terbalik bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
"Di negara lain, pembangunan infrastruktur fisik sudah selesai, baru kemudian masuk mobile internet. Indonesia sebaliknya, sebelum infrastruktur fisik selesai dibangun sudah masuk mobile internet," kata Setyanto P. Santosa, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia, ketika dihubungi okezone via ponsel, Selasa (21/2/2012).
Dia menambahkan, setelah masuknya mobile internet kemudian datang 3G. Jaringan 3G semakin memudahkan akses internet lewat perangkat bergerak. Dan karena di rumah-rumah tidak tersedia jaringan kabel (fixed line), akses dari sana pun dilakukan lewat nirkabel atau ponsel genggam. Banyaknya akses ini membuat jaringan nirkabel congested (kelebihan beban).
Kalau kita lihat sektor
telekomunikasi, *teknologi* informasi, maupun *sistem* informasi (ada sistem
dan ada teknologinya, apa perbedaannya?), termasuk internet di dalamnya
(terutama arsitektur dan aplikasinya), terdapat beberapa area yang saling
terkait, yaitu dalam hal penyediaan jaringan, penyediaan jasa/ layanan,
penyediaan aplikasi, dan vendor/ suplier (baik software maupun hardware):
·
Penyediaan jaringan
Biasanya oleh operator telekomunikasi, oleh yang punya satelit, oleh yang punya FO (fiber optik, serat optik), oleh yang punya backbone, dan lain-lain.
Kebanyakan penyedia jaringan juga menjadi penyedia layanan.
Biasanya oleh operator telekomunikasi, oleh yang punya satelit, oleh yang punya FO (fiber optik, serat optik), oleh yang punya backbone, dan lain-lain.
Kebanyakan penyedia jaringan juga menjadi penyedia layanan.
·
Penyediaan layanan
ISP sebagai penyedia jasa internet. Operator telekomunikasi menyediakan layanan telepon (lokal, interlokal, internasional).
ISP sebagai penyedia jasa internet. Operator telekomunikasi menyediakan layanan telepon (lokal, interlokal, internasional).
·
Penyediaan aplikasi
Aplikasi, seperti misalkan Google Apps, WordPress, disediakan untuk pengguna/client (termasuk yang berbayar). Aplikasi di balik detik.com disediakan pula oleh penyedia semacam ini, sedangkan konten berita diisi oleh pengelola detik.com.
Aplikasi, seperti misalkan Google Apps, WordPress, disediakan untuk pengguna/client (termasuk yang berbayar). Aplikasi di balik detik.com disediakan pula oleh penyedia semacam ini, sedangkan konten berita diisi oleh pengelola detik.com.
·
Penyediaan konten
Sub sektor ini yang semakin marak, ditunjang berkembangnya sektor industri kreatif, baik dalam hal konten informasi, konten multimedia,
Sub sektor ini yang semakin marak, ditunjang berkembangnya sektor industri kreatif, baik dalam hal konten informasi, konten multimedia,
·
Penyediaan hardware & software –> vendor, suplier.
(*catatan: pembagian sektor maupun
subsektor bukan berdasar pembakuan)
Kemudian, ketika kita
bicara tentang internet, mulai dari kualitas & kuantitas akses, aplikasi,
konten, dan sebagainya, tentu semua provider di atas adalah
pemangku kepentingannya.
Infrastruktur? Tentu semua aspek pada kesemua jenis penyedia di atas memiliki infrastruktur yang harus dikembangkan.
Infrastruktur? Tentu semua aspek pada kesemua jenis penyedia di atas memiliki infrastruktur yang harus dikembangkan.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar